Setidaknya ada tiga alasan yang membuat Amerika kesulitan untuk mengerahkan militernya untuk bela Israel bila tiba-tiba negeri-negeri Islam bersatu dan berjihad menghentikan kejahatan zionis Yahudi tersebut.

“Tidak gampang AS menerjunkan militernya sebagaimana invasi militer mereka ke Irak atau Afganistan,” ujar Peneliti Siyasah Institute Iwan Januar kepada Mediaumat.news, Rabu (12/5/2021).

Pertama: AS masih berkonsentrasi atasi turbulensi ekonomi dalam negeri dan persaingan dagang dengan Cina. Ini menguras perhatian besar. Dalam konflik Suriah terlihat AS malah mengandalkan rekan mereka, Turki, untuk menghadapi Rusia, Iran dan Cina.

Kedua: Andaikan negara-negara Timur Tengah dan Afrika sepakat menutup pangkalan militer AS di negara-negara mereka, ini akan menyulitkan mobilitas militer AS ke Timur Tengah. Perlu waktu dan biaya besar untuk mengirim pasukan ke Timur Tengah.

Ketiga: Kemungkinan penolakan besar dari warga AS, karena pasca invasi ke Irak sebagai dampak tragedi 9/11, publik AS merasa negara mereka tidak perlu campur tangan dalam urusan negara lain.

“Apalagi melihat kenyataan anak-anak mereka yang pulang dari medan Irak dan Afganistan mengalami berbagai penderitaan. Belum lagi berbagai skandal militer AS di Irak dan Afganistan membuat publik menilai kebijakan ini memalukan,” pungkasnya.