Role Model Kita!
Kekhawatiran BNPT tentang Taliban menjadi role model atau contoh masyarakat perlu dikritisi. Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyatakan, jangan sampai salah memilih seperti perjuangan ala Taliban yang menggunakan kekerasan, menggunakan senjata.
Kekhawatiran ini sepertinya terlampau berlebihan dan beraroma islamophobia. Kita tegaskan, tentu tidak semua yang dilakukan Taliban layak untuk dicontoh. Namun, kekerasaan bersenjata yang digunakan Taliban untuk mengusir penjajah Amerika memang harus dilakukan. Ini sebagaimana para ulama kita terdahulu menyerukan untuk angkat senjata melawan penjajah.
Keberhasilan rakyat Afghanistan mengusir penjajah Amerika seharusnya direspon dengan tenang. Bukan malah nyinyir. Apalagi dikaitkan dengan ancaman radikal-radikul. Ujung-ujungnya menyerang Islam. Perlu kita catat, kunci keberhasilan perlawanan rakyat Afghanistan terhadap penjajah adalah ajaran Islam, yaitu kewajiban jihad fi sabilillah. Islam mewajibkan kita berperang melawan musuh yang menjajah dan membunuhi umat Islam. Ini pula yang menjadi kekuatan umat Islam di Indonesia saat melawan penjajah dulu.
Ajaran Islam baik secara keseluruhan ataupun sebagian tidaklah patut dianggap ancaman apalagi dikriminalkan. Ajaran jihad fi sabilillah dicitrakan secara negatif seolah-olah tindakan terorisme. Ajaran Islam khilafah dimonsterisasi seolah mengancam negeri ini. Bagaimana mungkin Khilafah yang akan menerapkan seluruh syariah Islam yang bersumber dari Allah SWT, menyatukan umat Islam di seluruh dunia, dianggap membahayakan bagi negeri ini.
Meskipun demikian, rakyat Afghanistan tetap harus waspada. Amerika sebagai negara penjajah tidak akan membiarkan begitu saja Afghanistan lepas dari cengkeramannya. Apalagi mengingat kekayaan alam yang dimiliki negeri itu, letaknya yang strategis secara geopolitik dan keamanan Amerika. Harus diwaspadai penjajahan dalam bentuk lain, seperti ekonomi dan politik. Ini yang harus diperhatikan rakyat Afganistan.
Kunci kemenangan sejati adalah kembali pada Islam. Islam harus dijadikan role model kehidupan secara totalitas. Tentu dengan menjadikan al-Quran, as-Sunnah, Ijmak Sahabat dan Qiyas Syar’i sebagai dalil-dalil syariah. Ini pula yang harus dijadikan role model oleh siapapun dan negeri Islam manapun. Islam harus dijadikan role model yang mengatur kehidupan kita secara totalitas, termasuk dalam bernegara.
Konsepsi bernegara sangatlah penting. Ini adalah salah satu kunci keberhasilan untuk mengurus rakyat dan membangun peradaban yang menjadi mercusuar dunia. Untuk itu kita harus menjadikan Negara Islam yang dibangun Rasulullah saw. di Madinah, yang kemudian dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin, sebagai role model negara dalam Islam. Negara Islam dibangun berdasarkan akidah Islam. Syariah Islam menjadi satu-satunya hukum yang mengatur masyarakat untuk mendapatkan ridha Allah SWT sebagai kebahagian yang hakiki.
Negara Islam adalah kepemimpinan umum bagi umat Islam seluruh dunia. Negara ini akan menerapkan syariah Islam secara total dan menyebarluaskan Islam keseluruh dunia. Inilah yang membedakan Negara Islam (Khilafah) dengan negara yang berbasiskan kebangsaan (wathaniyah) atau teritorial (qutriyyah). Negara Khilafah ditujukan untuk kaum Muslim seluruh dunia. Tidak dibatasi pada teritorial tertentu. Bukan pula dipersempit dengan ikatan kesukuan, warna kulit, atau bangsa. Semuanya disatukan berdasarkan ikatan akidah Islam. Karena itu Khilafah bukan hanya milik orang-orang Turki, atau orang-orang Afghanistan, atau orang-orang Suriah saja. Khilafah merupakan negara milik umat Islam seluruh dunia.
Khilafah memiliki kewajiban untuk menyebarluaskan Islam ke seluruh dunia. Inilah misi politik luar negerinya (Lihat: QS Saba’ []: 28).
Khilafah adalah negara yang hirau terhadap persoalan-persoalan umat Islam di seluruh dunia. Tidak seperti negara yang berbasis kebangsaan atau territorial yang kerap menolak untuk peduli dengan alas an “bukan urusan kita”.
Khilafah akan selalu berpikir dan bertindak untuk membebaskan penjajahan di negeri-negeri Islam. Mengusir penjajah Yahudi dari Bumi Palestina. Memerangi dan mengusir Cina dari wilayah Turkistan Timur yang dicaplok. Juga menghentikan serangan brutal Rusia dan Amerika terhadap umat Islam di Suriah.
Kaum Muslim dan Khilafahnya akan membebaskan Muslim yang tertindas (Lihat: QS al-Anfal [8]: 72; QS al-Anfal [8]: 72).
Karena itu Khilafah tidak akan menjalin kerjasama dengan negara-negara penjajah yang masuk dalam katagori muharib[an] fi’l[an], yang nyata-nyata memusuhi dan memerangi umat Islam seperti Amerika, Cina, Rusia, Eropa dan Inggris dan sekutu-sekutunya. Tidak boleh membiarkan adanya jalan negara-negara penjajah itu untuk mengusai negeri Islam, termasuk melalui negara-negara regional yang menjadi kaki tangan Barat.
Ini pulalah yang diserukan Hizbut Tahrir (HT) kepada penguasa Afghanistan sekarang. HT mengingatkan mereka agar menjadikan penegakan Khilafah menjadi visi kenegaraan yang harus diwujudkan. Bukan membatasi Imarah Islamiyah di Afghanistan yang sifatnya teritorial. Nasihat yang dikeluarkan HT Afghanistan penting untuk diperhatikan oleh rakyat Afghanistan. Dalam pernyataan persnya, disebutkan:
Para pemimpin Mujahidin harus menyadari bahwa ketabahan di medan perang akan menghasilkan kemenangan militer atas pendudukan. Demikian juga keteguhan dalam politik akan mengalahkan konspirasi mereka dan mendirikan Negara Islam. Tegaknya Khilafah yang mempersatukan seluruh Dunia Islam dan menerapkan seluruh syariah Islam, inilah kemenangan politik sejati! Pada hari (kemenangan) itu bergembiralah orang-orang yang beriman karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang (TQS ar-Rum [30]: 4-5).
Allahu Akbar! [Farid Wadjdi]
0 Comments