Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, setelah 20 tahun menduduki Afghanistan, Amerika Serikat akhirnya hengkang dari negara itu dengan membawa kekalahan yang memalukan. Saat ini, Taliban, kelompok yang paling gigih melakukan perlawan terhadap pendudukan Amerika, kembali berkuasa di Afghanistan. Ada yang euphoria menyambut kembalinya Taliban. Pasalnya, kembalinya Taliban meraih kekuasaan dipandang sebagai kemenangan kalangan Islamis melawan penjajah dan kelompok sekular yang didukung Barat (AS).

Banyak pula yang khawatir. Pasalnya, Taliban terlanjur diindektikkan dengan kelompok teroris. Kekhawatiran ini terus dipompakan oleh sejumlah kalangan islamophobia di dunia internasional, termasuk di negeri ini. Banyak kalangan di negeri ini yang lantas mewanti-wanti agar fenomena Taliban tidak terjadi di negeri ini. Padahal jelas, kemenangan Taliban harusnya disikapi secara wajar. Pasalnya, kemenangan Taliban adalah dalam rangka memerdekakan negaranya sekaligus mengusir penjajah (AS) yang telah menduduki negara itu selama 20 tahun. Kemenangan Taliban tak ada kaitannya dengan terorisme dan sama sekali bukan kemenangan kelompok teroris. Tak ada bedanya dengan bangsa ini dulu saat mengusir penjajah Belanda, Inggris, atau Jepang. Bahkan, andai mau jujur, teroris sebenarnya adalah Amerika dan sekutunya yang telah membunuh ratusan ribu manusia. Tak hanya di Afghanistan, tetapi juga di Irak dan di sejumlah negeri yang lain.

Yang pasti, terkait Afghanistan di bawah Taliban, kita tentu berharap mereka tidak mengulangi kegagalan yang sama. Kuncinya tentu dengan tetap berpegang teguh pada ideologi Islam seraya tetap mewaspadai segala perangkap dan jebakan negara-negara penjajah seperti AS, Rusia ataupun China.

Di seputar itulah tema utama al-waie kali ini. Selain tema menarik lain lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.