Membendung Deislamisasi

Upaya membendung kebangkitan Islam sangat sistematis dan terencana dilakukan musuh-musuh Islam. Bagi negara-negara imperialis, seperti Amerika dan Inggris, kembalinya umat Islam pada syariah Islam menjadi ancaman nyata bagi penjajahan mereka di negeri Islam. Geliat kebangkitan Islam yang mengarah pada keinginan menegakkan Khilafah sangat mengkhawatirkan. Di sisi lain, krisis Kapitalisme yang semakin parah semakin mendorong umat untuk kembali pada Islam. Untuk itu upaya deislamisasi, gencar dilakukan.

Bagi mereka sangat jelas, yang mereka maksudkan dengan kebangkitan radikal Islam dan teroris adalah kebangkitan Islam yang menginginkan Khilafah Islam. Henry Kissinger, politisi senior Amerika, mantan Asisten Presiden AS untuk urusan Keamanan Nasional 1969-1975, pada November 2004 di Koran Hindustan Times pernah menulis: “…What we call terrorism in the United States , but which is really the uprising of radical Islam against the secular world, and against the democratic world, on behalf of re-establishing a sort of Caliphate (Apa yang dinamakan terorisme di Amerika sebenarnya adalah kebangkitan Islam radikal terhadap dunia sekular dan terhadap dunia yang demokratis atas nama pendirian kembali semacam Kekhalifahan).”

Berbagai strategi dirancang dan dijalankan untuk melakukan deislamisasi. Beberapa yang menonjol di antaranya adalah membangun stigma negatif dan monsterisasi terhadap ajaran Islam seperti syariah Islam, Khilafah dan jihad. Mereka membangun opini seolah syariah Islam dan Khilafah Islam adalah ancaman, berbahaya, memecah-belah, tidak berprikemanusiaan dan tudingan keji lainnya.

Upaya kriminalisasi pun dilakukan. Perjuangan yang menyerukan syariah dan Khilafah dicap sebagai tindakan kriminal. Organisasi ataupun orang yang menyerukan itu dituding sebagai pelaku kejahatan, dijebloskan penjara dan disiksa. Padahal yang diserukan oleh mereka adalah Islam.

Secara internal, umat Islam pun berupaya dihancurkan melalui politik pecah-belah dan adu domba. Mereka membangun klasifikasi terhadap Islam dan umat Islam untuk mengadu domba umat Islam seperti Islam moderat vs radikal, Islam inklusif vs eksklusif, Islam Jalan Tengah, Islam Nusantara.

Kemudian dengan berbagai rekayasa dan konspirasi, melalui agen-agen komprador mereka, mereka mengadu domba umat Islam. Dalam rekomendasinya mereka menyerukan untuk membenturkan Islam fundamentalis dengan Islam tradisionalis. Mereka pun mendukung dan membiayai penuh kelompok yang sejalan dengan penjajahan mereka, yang mereka sebut sebagai kelompok moderat.

Di sisi lain, upaya membendung deislamisasi untuk mencegah kebangkitan Islam ini tentu harus dilawan. Kapan kemenangan akan diberikan oleh Allah SWT merupakan urusan-Nya, sementara apa yang menjadi tugas kita, wajib kita laksanakan. Untuk itu ada beberapa agenda penting yang harus kita lakukan ke depan dengan sungguh-sungguh dan serius, tentu dengan bersama-sama dan bekerjasama. Pertama: tatsqîf wa takwîn, yakni melakukan pembinaan di tengah-tengah umat untuk membangun kesadaran umat yang benar. Kita harus menjelaskan kepada umat, Khilafah merupakan ajaran Islam yang diwajibkan Allah SWT. Kewajiban Khilafah atau Imamah ini ‘berserakan’ di kitab-kitab tafsir, hadis, maupun fikih para ulama-ulama. Para imam mazhab terkemuka dan para ulama telah sepakat tentang kewajiban ini seperti yang dinyatakan oleh Imam Nawawi (w. 676 H) dalam Syarh Shahîh Muslim: “Mereka telah sepakat bahwa wajib atas kaum Muslim mengangkat seorang khalifah.”

Karena itu kita perlu menegaskan, siapapun yang melakukan kriminalisasi terhadap Khilafah sama dengan mengkriminalisasi ajaran Islam; sama dengan menghina para Sahabat Rasulullah saw., Khulafaur-Rasyidin yang telah menerapkan sistem Khilafah. Kriminalisasi terhadap ajaran Islam, termasuk Khilafah, merupakan bentuk penghinaan terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, sekaligus merupakan bentuk pengkhianatan terhadap umat.

Kita perlu jelaskan kepada umat, bahwa Khilafah merupakan kebaikan bagi umat ini, bukan ancaman. Pasalnya, pada prinsipnya Khilafah akan menerapkan syariah Islam secara total, sementara syariah Islam merupakan rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh umat manusia). Bagaimana mungkin Khilafah yang menerapkan syariah Islam yang berasal dari Allah SWT mencelakan umat manusia? Khilafah juga untuk mewujudkan ukhuwah Islamh yang sejati karena akan menyatukan umat Islam sedunia dan menjadi pelindung umat sejati.

Kedua: Sirâ’ al-fikr (pergolakan pemikiran). Tentu penting menjelaskan kepada umat pertentangan ideologi Kapitalisme dan Komunisme berikut semua turunan pemikirannya dengan Islam dan bahayanya bagi umat. Kapitalisme dan Komunisme harus menjadi musuh ideologi umat. Kita harus membongkar bagaimana kerusakan ide-ide sekularisme, demokrasi, HAM, liberal, materiliasme adalah ide yang rusak dan menghancurkan. Demokrasi bertentangan dengan Islam karena menjadikan manusia sebagai pembuat hokum. Padahal dalam Islam hak membuat hukum hanyalah milik Allah SWT semata-mata. Tujuannya, umat harus tahu ideologi selain Islam adalah batil dan busuk, sehingga harus dicampakkan ke tong sampah peradaban!

Ketiga: Khasf al-khuththat, takni membongkar berbagai konspirasi negara-negara imperialis seperti Amerika untuk menghancurkan umat. Amerika, Inggris dan sekutu-sekutnya adalah biang kerok berbagai kejahatan di tengah umat. Merekalah yang menduduki negeri-negeri Islam dan membunuh umat dengan slogan perang melawan terorisme. Padahal merekalah teroris sesungguhnya. Negara-negara Barat inilah yang merampok kekayaan alam negeri Islam yang kaya atas nama perdagangan bebas dan mekanisme utang luar negeri. Harus juga dibongkar kejahatan para penguasa negeri-negeri Islam, yang menjadi boneka Barat. Para komprador inilah yang memuluskan jalan penjajahan. Dengan dukungan Barat, mereka dengan tega membunuh rakyat mereka sendiri, memberi jalan bagi para perampok untuk menguasai negeri Islam. Umat harus sadar bahwa musuh sejati mereka adalah negara-negara imperialis bukan para pengemban dakwah.

Kita ingatkan kepada siapapun, berbagai upaya mereka untuk membendung kebangkitan Islam pasti gagal. Kembalinya umat untuk bersatu di bawah naungan Khilafah Islam tidak akan bisa dibendung. Sungguh hal ini merupakan janji Allah SWT dan kabar gembira dari Rasulullah saw. Dengan pertolongan Allah SWT, kembalinya Khilafah bukanlah perkara yang mustahil. Allahu Akbar! [Farid Wadjdi]

0 Comments

Leave a Comment

20 − two =

Login

Welcome! Login in to your account

Remember me Lost your password?

Lost Password