HT Bantah Jurnalis Prancis
Dalam pernyataan persnya, Divisi Muslimah Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir (HT) membantah Jurnalis Jean Chichizola. “Kami di Divisi Muslimah Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir menanggapinya sebagai berikut,” demikian bunyi awal pers rilis kantor media dimaksud, usai artikel Jean diterbitkan pada Rabu (19/10/2022) di Le Figaro, surat kabar nasional terbesar kedua di Prancis.
Untuk diketahui, pada tanggal 11 September 2022, Divisi Muslimah Kantor Media Pusat HT mempresentasikan diskusi dengan tema, “Serangan Terhadap Jilbab di Eropa”. Saat para peserta berbicara tentang pembatasan yang diderita oleh wanita Muslim di Barat, ketika itu pula Jurnalis Jean Chichizola marah. Ia lalu menulis artikel yang diterbitkan pada 19 Oktober 2022 di Le Figaro, berjudul, “Prancis Dituduh Ingin Mendeislamisasi Kaum Muda Muslimah”.
Dengan kata lain, Jean tidak suka dengan dialog yang sedang berlangsung dan menganggap isinya sebagai pelanggaran terhadap ‘Negara Voltaire’, mengambil dari nama filsuf dan penulis terkenal karena pembelaannya terhadap kebebasan, terutama kebebasan berkeyakinan.
Sekadar informasi tambahan, selain penulis, François Marie Arouet, yang dikenal dengan nama pena Voltaire, adalah sejarahwan dan filsuf Pencerahan Prancis yang juga terkenal karena akal budinya, kritiknya terhadap kekristenan (terutama Gereja Katolik Roma), serta pembelaannya terhadap kebebasan berbicara, beragama dan pemisahan gereja dan negara.
Menyandingkan dengan itu, artikel Jean dinilai Divisi Muslimah Kantor Media Pusat HT telah menunjukkan pengabaian total terhadap kredibilitas pelaporan berita dan informasi yang ditentukan oleh profesi jurnalis dan menyerang pilar terpentingnya, yakni ketidakberpihakan dan objektivitas, dari judul hingga kalimat terakhir dari artikel itu.
Lantaran itu, setidaknya ada empat poin tanggapan yang kemudian dirilis oleh Divisi Muslimah Kantor Media Pusat HT. Di antaranya: Pertama, memandang judul artikel dari Jurnalis Jean, tidak bebas dari bias dan tuduhan.
“Artikel ini menjadi bias terhadap negara Prancis, membuatnya seolah tidak bersalah atas apa yang dikaitkan dengannya,” demikian tanggapan pertama.
Bahkan Jean menuduh para peserta wanita Muslimah, yang mewakili Divisi Muslimah di Kantor Media Pusat HT, bahwa Hizbut Tahrir menyerang ‘Negara Voltaire’.
Padahal pada saat bersamaan, konstitusi Prancis menjamin kebebasan menyampaikan pendapat, termasuk mempresentasikan suatu diskusi. Namun, ini malah dituduh telah memisahkan para pemuda Muslim dari agama mereka untuk selanjutnya dipaksakan ide-ide sekuler dan membuat mereka berasimilasi sepenuhnya ke dalam budaya Barat.
Semestinya, lanjut pernyataan pers Divisi Muslimah Kantor Berita Pusat HT, Jean harusnya mempersoalkan pelarangan jilbab oleh Prancis di sekolah-sekolah hingga lembaga negara pada 2004 silam, serta pelarangan niqab di tempat-tempat umum pada tahun 2010 lalu.
Faktanya tidaklah demikian. Dengan demikian menjadi jelas bahwa penerapan undang-undang yang melarang pemakaian simbol-simbol agama ditujukan terutama untuk membatasi kaum Muslimah. Sebaliknya, ia tidak ditujukan pada sekte agama lain, seperti yang mereka klaim selama ini.
Pernyataan Pers Divisi Muslimah Kantor Berita HT dalam poin kedua pun menekankan, tugas seorang jurnalis yang jujur untuk menyelidiki terlebih dahulu fakta, dan selanjutnya menyampaikan berita/informasi yang benar dan akurat, serta tidak memberikan penilaian yang tergesa-gesa, prasangka atau menyembunyikan posisi bias yang menyimpang dari kredibilitas dan kehormatan profesinya.
Pasalnya, sekaligus sebagai poin ketiga, Marcel Gauchet, sejarahwan dan filsuf Prancis pernah mengatakan dalam bukunya La Religion En La Democracia (Agama di dalam Demokrasi), ‘Sekularisme di Barat secara umum tidak lagi memiliki makna politik yang dapat diterima’.
Penjelasannya pun tentang alasan keheranan Muslim yang tinggal di Prancis, dan alasan serangan resmi dan publik Prancis yang berulang terhadap jilbab.
Dengan demikian, sebagaimana bunyi pernyataan pers pada poin keempat, dengan melihat kondisi seperti itu Divisi Muslimah Kantor Berita HT berproses dan bekerja memastikan bahwa Islam akan menang. [Joy dan Tim]
0 Comments